16 Juli 2014



Saya bertemu dengan bapak bapak. Usianya bisa dibilang sekitar 40 tahun an, Awal pertemuan di angkot. Bapaknya itu seorang sopir angkot AL. Nah kebetulan saya baru saja keluar dari gerbang rumah sakit Lavalete
Untuk hari ini sudah saya niati ingin segera periksa karena kemarin malam Keluarga sudah ngomel ngomel ke saya untuk segera periksa jangan nunggu pulang ke Pasuruan dulu baru periksa. Agar segera ditangani penyakitnya dan tau hasilnya. Pikir saya di kos tidak bawa kendaraan, saya juga bingung mau periksa di rumah sakit mana, karena di Malang yang saya tau hanya beberapa rumah sakit saja, dan belum tentu rumah sakit mempunya ahli untuk penyakit2 tertentu. Selain itu transportasi untuk menuju rumah sakit sakit tersebut saya tidak tahu harus naik apa, takut nyasar dan sebagainya. Jadi pertimbangannya hanya di RS Saiful Anwar dan RS Lavalette. Setelah memikir cukup lama dan sedikit browsing akhirnya fix untuk periksa ke RS. Lavallete saja, Untuk mendapatkan angkot agar sampai di rumah sakit tersebut mudah begitu pula dengan pulangnya.

jadi saya siap siap dari kos berangkat jam 9, dari kos saya jalan ke ATM untuk tarik tunai. Daripada uang untuk periksa kurang lebih baik di dompet ada uang lebih, pikir saya.
Kemudian setelah melakukan penarikan tunai nunggu angkot yang menuju ke RS lavalete. Akhirnya tibalah saya di sana setelah 15 menit duduk manis di angkot. Untuk hari itu memang saya Niatnya periksa, tetapi setelah saya ke receptcionis ternyata jadwal untuk dokter tidak ada yang jam siang, adanya jam malam semua. Mas mas Recepsionis hanya memberi saya lembaran jadwal dokter yang ada disitu. Langsung saya beranjak keluar dari recepsionis. Pikir saya hari itu sepertinya kurang beruntung.
Menuju ke gerbang untuk keluar cari angkot pulang, Tapi hari itu saya ingin muter muter jalan jalan dulu ke matos, akhirnya ada angkot AL saya tanya ke bapaknya “matos ya pak” – “(senyum) angguk-angguk” sembari bapaknya bukakan pintu untuk saya. Akhirnya saya duduk depan bersama mbak mbak karena sebelumnya bangku depan sudah terisi oleh mbak nya itu, sebenarnya saya pengen duduk di belakang aja, tp keburu bapaknya bukain pintu buat duduk di bangku depan. Yasudahlah saya peka dan tidak mau menolak kebaikan bapaknya hihi :3
Terus sempat ngobrol sama bapaknya, isi obrolannya ya lumayan banyak. Walaupun bapak seorang supir tapi ngomongnya seperti orang berpendidikan, dan itu yang saya suka. Semoga semakin banyak orang yang seperti itu :)) walaupun pekerjaan mereka bukan dikantoran, melainkan dijalanan dan bisa dibilang kerja keras tapi mereka tetap punya etika yang beradab. I’m so respect it !
Percakapan antara saya sama bapaknya banyak.
“Kamu pinter kalau mau naik angkot harus tanya gitu dulu ya biar ga nyasar, soalnya banyak orang yang ga tau harus naik angkot apa pokok asal naik akhirnya salah angkot. Kalo gini kan enak kamu bisa protes sama sopirnya kalo salah”
“hehe iya pak, seingat saya kalau mau ke matos memang naik AL, tapi saya tanya aja daripada salah”
“kamu kuliah ?”
“iya pak”
“kuliah dimana ?”
“di Brawijaya”
“jurusan apa ?”
“Akuntansi pak”
 “wah kamu wanita sejati ya, wanita jawa yang berpendidikan. IP nya kalau bisa diatas 3, ya kalau bisa lagi diatas 3,5 nanti kerja di perusahaan gampang. Kalau kuliah IP nya Cuma 2 ya percuma. Buang waktu, tenaga, uang.  mending daripada kuliah tapi IP nya 2 lebih baik uangnya ditabung selama 1 tahun dibuat usaha itu sama saja. IP kamu berapa ?” | Aduuuuh bapaknya ini rek. Aku semakin ga mudeng sama obrolan bapaknya haha. Maaf pak saya gak peka, karena saya memang gak tau maksud bapak bilang wanita sejati itu dilihat darimana ya -_-
|
“iya pak benar sekali kalo IP bagus cari kerja juga gampang, cari beasiswa juga bisa. Diatas 3 pak, tapi ga sampai 3,5 naik. Untuk dapat IP diatas itu agak susah pak. Tapi utnuk usaha kan ga gampang pak, ga sekali jalanin usaha langsung berhasil, banyak lika liku nya”
“ya kalau bisa ditingkatkan IP nya ya, makanya itu usaha.” |ini jleb loh ya.” Ya makanya usaha”. Iya bener banget, tiba tiba langsung ada dorongan dari bapaknya biar saya lebih berusaha dalam segala hal. Karena saya akui saya orangnya mikir ini susah, itu susah padahal belum dijalani. AAAAAAH |
Teruuuuuus bapaknya hampir tau sifat dan watak saya, alamak kebongkar semua ini. Sumpah bapaknya bisa baca semua pikiran saya, bagaimana bisa -_- mata saya berbinar pengen nangis karena bapaknya tau semua, bahkan kelemahan saya dia tau. Saya kagum sekaligus takut sama bapaknya hehe.
Tapi menurut hati kecil saya bapaknya sangat baik, bahkan ia memberi wejangan untuk saya. Pendek wejangan si bapak untuk saya
“saya lihat-lihat kamu orangnya tidak suka membeda bedakan, orangnya tidak bisaan, benar tidak ? ”
“hmmmmm iya mungkin pak”
“ya kalau kamu besok sudah sukses jangan sampai lupakan orang orang yang dibawah kamu”
“aamiin, iya doakan saja ya pak. Karena hidup di dunia juga untuk saling membantu sesama”
“oh iya tenang, pasti saya doakan kamu”
Terus wejangan berikutnya tentang lelaki hueheheh. Inti dari wejangan bapaknya adalah seperti ini.
“Kalau cari pacar gampang, kamu cari yang setia, jujur, perhatian itu gampang didapatkan. Tapi 1 hal yang perlu kamu butuhkan untuk cari suami adalah yang tanggung jawab. Kalau seandainya kamu sudah punya pacar jangan sampai tunduk sama pacar, kalo bisa kamu yang menundukkan dia, tapi ketika sudah menikah semua berkebalikan kamu yang harus tunduk sama suamimu. Semua yang wajar wajar saja, jangan memperlihatkan yang lebih-lebih”
Sudah sekian obrolan antara kami berdua dan wejangan dari bapaknya. Saya bersyukur sekali Allah selalu mempertemukan seseorang yang tidak terduga. Dan dari hari itu saya belajar, belajar memaknai wejangan bapaknya.

Pengabdian Masyarakat 3



Setelah sabtu malam kami menikmati semalaman disana harus berlalu berganti dengan pagi. Minggu pagi telah tiba, hari baru telah menyambut, dan kegiatan baru juga akan segera dimulai. Kami segera menuju kamar mandi tetapi tidak untuk mandi, hanya saja untuk cuci muka, wudhu, bersih bersih, dan gosok gigi, kami sengaja memang tidak mandi mulai dari kemarin (sabtu) karena apa ? karena kamar mandi disana amatlah tidak layak (menurut kami). Ya mungkin bagi orang desa kamar mandi seperti itu sudah biasa, tetapi kami semua merasa seperti aneh saja kok kamar mandinya tidak seperti kamar mandi kami di rumah. Sebab kamar mandi disana tidak memiliki pintu dan tidak tertutup, tertutup itupun hanya sebagian tidak keseluruhan kamar mandi tertutup. Kamar mandi di rumah ibu bukan merupakan bangunan begitu, tetapi berupa tatanan sak yang ditata sebagai penutup berupa sekat sekat begitu. Jadi kami memutuskan untuk tidak mandi, karena kami juga wanita takut bahaya apabila mandi tetapi tidak ada penutup bisa diintip anak anak cowok kan bahaya :3
Saya susah untuk menggambarkan lewat kata kata, saya juga tidak sempat memfoto kamar mandinya. Kurang lebih gambaranya dibayangkan menggunakan imajinasi masing masing ya hehe

Selain kamar mandi yang kurang layak tidak terdapat WC juga jadi terpaksa untuk buang air kecil kami jadi satu dengan kamar mandi tersebut. Sebenarnya tidak layak juga disebut dengan kamar mandi tetapi adanya disana seperti itu, disana untuk mencari air menggunakan timba disumur yang harus mengulur ke bawah dan menarik ke atas hingga timba kami terisi penuh. Ternyata tidak mudah ya perjuangan untuk memenuhi air di timba, saya kesulitan saat timba sudah terisi air tetapi pas waktu menarik ke atas saya tidak kuat huhu mau disebut wanita super bagaimana menimba air saja tidak bisa haha.

Sebelum berangkat kami disediakan sarapan dan teh hangat. Kami langsung melahap apa yang sudah disajikan ibu dengan senang.Setelah selesai sarapan kami langsung berangkat ke lapangan setalah mendapat arahan ini itu dari pendamping. Kami berjalan pagi pagi mengenakan celana training, atasan bebas dan mengenakan sepatu juga, kami berjalan dengan hawa segar di pagi itu, kami melihat bukit bukit tinggi tepat di depan mata kami. Kami juga sempat berfoto dengan background bukit di belakangnya. Perjalanan dari rumah ibu ke lapangan berjarak sekitar 400meter, setibanya di lapangan kami Senam pagi dipandu oleh ibu ibu PKK. Setelah selesai senam kami mendapat konsumsi makanan *yeeay*

Selesai senam kami balik lagi ke rumah dan jam 10 an kami mendapat panggilan untuk menuju ke lapangan (lagi). Untuk apa ? untuk main games sama adik adik disana dong ;) seru sekali main sama adik adik. Seperti yang kami tahu disana fasilitas dan prasarana tidak seperti di kota kota yang banyak sekali kami temui, beda dengan disana.



Setelah kami selesai bermain disana kami kembali lagi pulang ke rumah ibu, kami beristirahat sebentar. Selalu ibu tidak lupa menyiapkan makanan untuk kami semua, sebelum pulang pun kami juga di beri makan, kami ingin membantu di dapur tetapi tidak diperbolehkan sama ibunya. Jangankan bantu bantu di dapur, untuk cuci piring saja tidak boleh.  Kalau saya pikir pikir ini bukan mahasiswa yang mengabdi ke masyarakat, tetapi masyarakat yang mengabdi kepada mahasiswa. Ooooh maafkan kami ibu ~~~~

Kemudian sekitar jam 12 an kami berkumpul lagi di lapangan untuk persiapan pulang, Sebelumnya kami berpamitan dengan ibu serta bilang makasih. Kami sempat foto foto di depan rumah ibu, bahkan kami mengajak ibu untuk ikut foto bersama kami untuk kenang kenangan ketika kangen sama ibu, kangen sama desa itu. Tapi sayangnya ibu ga mau, akhirnya kami tetap foto tanpa ada ibu :’) 
Biarkan saya berbagi hanya dengan foto ya :)